Monday, June 3, 2013

Alhamdulillah :)

Dia adalah imamku pembimbingku sahabatku temanku dan dia adalah SUAMIku hingga ke syurga :)

Monday, August 8, 2011

Membaca Sambil Bermuhasabah....

kadang kita inginkan kebahagian dalam hidup
tapi derita dan keperitan yang datang
kemudian kita akan cakap " Adakah Allah tidak memandang diriku? "
Allah tidak pernah terlepas pandang hamba hambaNya
malah Dia sangat menyayangi hamba hambaNya..

Buktinya

Allah sentiasa memberi kita peluang untuk bertaubat
Masih lagi membenarkan kita menghirup udara
Masih lagi membenarkan kita berjalan diatas muka bumi
Masih lagi memberikan kita kekuatan untuk meneruskan kehidupan

kita bersedih kerana kita seorang yang miskin
kenapa perlu bersedih dan malu?
usaha perlu kita laksanakan kerana Allah sudah menolong kita dengan memberikan tenaga
sebagai seorang muslim kita mempunyai senjata yang sangat hebat iaitu DOA.
terus berdoa padaNya.. Allah tidak pernah mengabaikan doa hambaNya..
jangan kata kenapa doa aku tak makbul..
percaya pada Qada dan Qadar...
setiap apa yang Allah lakukan pada kita pasti ada hikmahnya

Contohnya...

Rabiatul Adawiyah dilahirkan dalam keadaan yang sangat daif
sehinggakan ayahnya perlu meminta pertolongan jiran untuk secebis kain
untuk membaluti tubuh kecil insan yang agung itu...
tetapi tidak ada seorang jirannya yang mahu menolongnya..
dengan berkat kesabaran seorang ayah dan ibu
dan doa yang tidak putus putus akhirnya
dia menjadi seorang Srikandi Islam yang agung

siapapun kita jangan lupa
orang yang terdahulu dari kita lebih merasa keperitan dari kita
seperti insan agung Muhammad SAW dan para sahabat
yang bergadai nyawa dalam mempertahankan islam
adakah kita ingin mengadaikan islam demi kemewahan dunia?
wang penting untuk meneruskan kehidupan didunia
tapi amal ibadah penting untuk kehidupan yang kekal abadi di akhirat kelak

Tepuk dada tanya Iman Masing Masing

tidak semestinya benda yang itu baik untuk kita
dan tidak semestinya benda yang buruk itu buruk untuk kita
di bulan Ramadhan ini..
muhasabahkan la diri kita sebagai seorang muslim

ILAL LIQO'

Sunday, January 16, 2011

Usrati...














Saturday, January 15, 2011

Segenggam tabah untuk kejayaan


SEGENGGAM TABAH

Bertali arus dugaan tiba
Menakung sebak airmata
Namun tak pernah pun setitis
Gugur berderai di pipi
Tidak ditempah hidup sengsara
Suratan nasib yang melanda
Menongkah badai bergelora
Diredah bersendirian
Bagaikan camar pulang senja
Patah sayapnya tetap terbang jua
Sekadar secicip rezeki
Buat yang sedang rindu menanti
Segenggam tabah dipertahankan
Buat bekalan di perjalanan
Kau bebat luka yang berdarah
Kau balut hati yang calar

Telah tertulis suratan nasibmu
Derita buatmu ada hikmahnya
Terlukis senyum di bibir lesu
Tak siapa tahu hatimu
Biarpun keruh air di hulu
Mungkinkah jernih di muara
Biarpun jenuh hidup dipalu
Pasti bertemu tenangnya

Friday, January 14, 2011

Gambaran Titian Shirathal Mustaqim Di Dunia

عن النواس بن سمعان عن رسول الله صلى الله عليه وسلَّم قال ضَرَبَ اللهُ تعلى مَثَلاً صِرَاطاً مُسْتَقِيْمًا ، وَعَلَى جَنْبَتِي الصِّرَاطِ سُوْرَانِ ، فِيْهِمَا أَبْوَابٌ مُفَتَّحَةٌ ، وَعَلَى الأبْوَابِ سُتُوْرٌ مُرْخَاةٌ ، وَعَلَى بَابِ الصِّرَطِ دَاعٍ يَقُوْلُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ! ادْخُلُوا الصِّرَاطَ جَمِيْعًا وَلاَ تَتَعوَّجُوا ، وَدَاعٍ يَدْعُو مِنْ فَوْقِ الصِّرَاطِ ، فَإِذَا أَرَادَ الإِنْسَانُ أَنْ يَفْتَحَ شَيْئًا مِنْ تِلْكَ الأبْوابِ قَالَ: وَحْيَك لاَ تَفْتَحْهُ ، فَإِنَّكَ إِنْ تَفْتَحْهُ تَلِجْهُ ، فَالصِّرَاطُ الإسْلاَمَ ، وَاسُّوْرَانِ حَدُوْدُ اللهِ تَعَلَى ، والأبْوابُ المفتَّحَةُ محارِمُ الله تعَالى ، وذَلِكَ الدَّاعِي عَلَى رَأْسِ الصِّرَاطِ كِتَابُ اللهِ ، وَالدَّاعِي مِنْ فَوْق وَاعِظُ اللهِ فِي قَلْبِ كُلِّ مُسْلِمٍ


Terjemahan:

Daripada Nawwas Bin Sam’aan daripada Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) sabdanya: “Allah membuat perumpamaan tentang Shiratal Mustaqim bahwa pada dua sisinya (kiri dan kanan) ada dua pagar, dan pada kedua-dua pagar tersebut terdapat banyak pintu yang sedang terbuka, dan pada tiap-tiap pintu itu pula ada tabir yang menutupinya, dan di atas pintu masuk ke jalan yang lurus itu ada penyeru yang memanggil: Hai sekalian manusia, masuklah kamu semua ke dalam “Jalan Yang Lurus” ini dan janganlah menyimpang (melencong)!, dan ada pula penyeru yang berada daripada atas jalan itu yang jika manusia ingin membuka sedikit tabir penutup pintu itu, lalu ia berkata: Celaka engkau, janganlah engkau buka tabir itu! Sebab jika engkau membukanya niscaya engkau akan terjerumus ke dalamnya. Jalan yang lurus itu adalah Islam dan dua pagar itu ialah batasan-batasan Allah (Hududullah), pintu-pintu yang terbuka itu larangan-larangan Allah dan penyeru yang memanggil dari pintu masuk ke jalan itu ialah Kitabullah (Al-Quran), dan penyeru yang berada di atas jalan itu pula ialah peringatan daripada Allah yang terdapat pada hati setiap muslim”.

[Hadis Hasan Sahih Riwayat Imam Ahmad]




Mukaddimah:

Shiratal Mustaqim adalah titian atau jembatan yang mesti dilalui oleh setiap insan di alam akhirat nanti. Titian inilah yang menghubungi antara Mauqif (Padang Mahsyar) dengan Jannah (Syurga) dan di bawah titian terdapat Naar (Neraka). Keadaan orang yang meniti di atasnya dan kecepatannya tidak sama, ada yang seperti kerdipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang seperti angin dan sebagainya. Dan ada pula yang terjatuh di tengah jalan dan langsung masuk neraka.

Keadaan manusia di atas Shiratal Mustaqim di alam sana akan sama betul dengan keadaan manusia ketika mereka berada di atas Shiratul Mustaqim di dunia ini. Kalau ketika di dunia ini perjalanan mereka tetap di atas jalan yang lurus dan tidak melencong ke kiri dan ke kanan, maka di akhirat nanti nasib mereka juga akan demikian, berjalan tegap di atasnya dan akhirnya sampai dengan selamat ke syurga yang dituju. Tetapi jika sebaliknya, maka mereka pasti akan tergelincir dan seterusnya masuk ke dalam neraka, Wal ‘Iyadzu Billah.

Dan untuk memudahkan kita memahami makna sebenarnya Shiratal Mustaqim itu, maka Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) telah membuat suatu perumpamaan atau tamsilan yang cukup cantik dan bagus sekali untuk kita jadikan sebagai bahan renungan kita semua. Semoga dengan mengambil i’tibar ataupun pengajaran daripadanya kita akan termasuk di dalam golongan yang berjaya melintasi Shiratal Mustaqim di akhirat nanti, amin ya Rabbal ‘Aalamin.

Ringkasan tamsilan di atas ialah:

Shiratal Mustaqim ialah jalan lurus yang di kiri kanannya ada pagar, pada pagar terdapat banyak pintu yang terbuka, pintu-pintu tersebut hanya ditutup dengan tabir tipis, dan pada pangkal jalan yang lurus itu terdapat penyeru, dan di atas jalan juga ada penyeru. Jalan yang lurus itu adalah Islam, dan dua pagar adalah batasan-batasan ALLAH dan pintu-pintu yang terbuka itu adalah perkra-perkara yang diharamkan oleh ALLAH, dan penyeru di pangkal jalan adalah Al-Quran, dan penyeru di atas jalan pula adalah peringatan ALLAH yang ada pada setiap hati orang Islam.




Di Kiri Dan Kanannya Ada Pagar:

Berdasarkan hadis di atas Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) menjelaskan bahwa dua pagar yang dimaksudkan pada kiri dan kanan jalan yang lurus itu ialah batasan-batasan Allah (Hududdallah). Umat Islam wajib menjaga batasan-batasan Allah dan mereka dilarang melampaui batasan-batasan tersebut. Dan ini berbeda dengan orang kafir. Bagi mereka tidak ada pantang larang, bagi mereka sama saja antara halal dan haram. Itulah sebabnya maka Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) bersabda:

“Dunia adalah penjara bagi orang-orang yang beriman dan syurga bagi orang-orang yang kafir”

[HR Muslim]



Pada Pagar Terdapat Banyak Pintu Yang Terbuka Yang Hanya Ditutup Dengan Tabir Tipis

Nabi (sallallahu alaihi wasalam) menjelaskan dalam hadis bahwa pintu-pintu yang terbuka itu adalah perkara-perkara yang diharamkan Allah. Nabi (sallallahu alaihi wasalam) tidak mengatakan bahwa pintu itu tertutup. Ini menggambarkan betapa mudahnya manusia terjerumus ke dalam kancah maksiat. Kesempatan untuk melakukannya terbuka luas bagi orang yang mengingininya. Pintu itu juga digambarkan hanya ditutup dengan tabir yang tipis. Ini seolah-olah ingin menyatakan bahwa manusia tidak perlu bersusah-payah untuk membolehkan mereka terlibat dengan dosa dan maksiat. Kecuali orang yang mendapat perlindungan Allah SWT.



Penyeru Pada Pangkal Jalan Yang Lurus Itu Adalah Kitabullah.

Berdasarkan hadis di atas bahwa yang dimaksudkan dengan penyeru itu ialah Kitabullah, dia menyeru: Hai sekalian manusia, masuklah kamu semua ke dalam Jalan Yang Lurus, dan janganlah kamu melencong (menyeleweng).

Tujuan Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT adalah sebagai pedoman bagi umat manusia, khususnya bagi orang-orang yang bertaqwa. Al-Quran menyeru kita agar menTauhidkan Allah dan mengikuti ajaran yang dibawa oleh Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam). Jika kita turuti kehendak seruan tersebut, berarti kita telah berada dalam Islam yang sebenarnya dan itulah Jalan Yang Lurus.

Allah SWT berfirman: “Inilah JalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain), karena (jalan-jalan itu) mencerai-beraikan kamu daripada jalanNya”. (Al-An’aam :153)



Penyeru Atas Jalan Itu Adalah Peringatan Allah Yang Ada Dalam Hati Setiap Muslim.

Gerak-geri dan tingkah laku manusia sangat berkaitan rapat dengan hatinya. Akhlak adalah cermin hati. Jika hatinya baik maka biasanya akan baik pula akhlaknya. Demikian jugalah sebaliknya. Jadi dalam hati kecil setiap muslim yang berimansenantiasa ada perasaan bencikan maksiat atau dosa.

Oleh sebab itu setiap manusia yang ingin menyingkap tabir pintu maksiat dalam kehidupannya sehari-hari, niscaya hati nurani yang beriman kepada Allah akan segera berseru: Celaka engkau! Jangan engkau buka tabir itu, sebab jika engkau buka juga nanti engkau akan terjerumus ke dalamnya.

Mungkin inilah sebabnya mengapa “Zikrul Qalb” iaitu zikir hati adalah lebih afdhal daripada “Zikrul Lisan” iaitu zikir lidah. Hati yang senantiasa ingat akan hukum-hakam Allah, dan hati yang senantiasa yakin bahwa Allahmelihat apa saja yang dia lakukan, akan dapat menasehati dan memberi peringatan kepada anggotanya yang akan melakukan maksiat. Ini berbeda kalau zikirnya hanya terbatas pada zikir lisan saja tanpa diikuti oleh zikir hati.



Kesimpulan:

1. Setiap muslim/muslimat memohon kepada Allah minima 17 kali dalam sehari agar mereka ditunjukkan ke Jalan Yang Lurus, “Ihdinash Shirathal Mustaqiim”. Ini menandakan bahwa Jalan Yang Lurus itu adalah sesuatu yang paling mustahak bagi umat manusia.

2. Para Mufassiriin (Pakar Tafsir) berbeda pendapat tentang makna Shirathal Mustaqiim. Ada yang menafsirkannya dengan Islam, Al-Quran, Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Kesemua tafsiran itu adalah benar karena saling melengkapi.

3. Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) menggambarkan dalam hadis di atas bahwa Jalan Yang Lurus itu adalah ISLAM. Dua pagar di kiri dan kanannya adalah batasan-batasan Allah. Pintu-pintu yang terbuka pada pagar adalah perkara yang diharamkan oleh Allah. Yang memanggil di permukaan jalan adalah Al-Quran, sedangkan yang memanggil dari atas jalan pula adalah suara hati muslim yang beriman kepada Allah.

4. Jadi Shirathal Mustaqiim yang ada di atas muka bumi bukanlah titian atau jembatan yang terbentang, tetapi ia adalah ISLAM yang kandungan utamanya ialah himpunan suruhan dan larangan Allah sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam).

5. Keadaan manusia ketika melalui Shirathal Mustaqiim di akhirat nanti adalah sama betul dengan keadaan mereka ketika meniti Shirathal Mustaqim di dunia ini. Semakin kuat dan kokoh pegangan mereka dengan Islam, maka akan semakin lancarlah perjalanan mereka di sana nanti. Al-Jazaa Min Jinsil ‘Amal (Balasan sesuai dengan jenis amal).

Tuesday, January 11, 2011

Adakah Ashabul Kahfi di Ephesus atau di Tarsus??

Di Ephesus


Terdapat banyak sumber yang menunjukkan ke arah pelbagai lokasi bandar tempat tinggal Ashabul Kahfi. Tujuan utamanya; para penduduk di tempat tempat yang berbeza ini ingin mempercayai bahawa pemuda pemuda yang berani itu berasal dari tempat mereka yang kebetulan mempunyai gua gua yang hampir sama dengan cerita Ashabul Kahfi. Sebagai contoh, di hampir semua tempat yang tersebut mempunyai binaan tempat sembahyang yang dibina bersebelahan gua gua tersebut.

Memang telah diketahui umu bahawa masyarakat Kristian amat menghormati Ephesus kerana dipercayai tempat tinggal Mariam yang suci berada di bandar ini yang kemudiannya telah berubah menjadi sebuah gereja. Jadi mereka beranggapan, kemungkinan besar Ashabul Kahfi pernah tinggal di bandar suci itu. Tambahan pula sumber sumber Kristian dengan yakin menunjukkan bahawa inilah tempat Ashabul Kahfi.

Sumber tertua mengenai perkara ini datangnya daripada paderi Syria yang bernama James dari Saruc (lahir pada 452 TM). seorang ahli sejarah terkenal, Gibbon telah menyebut banyak ungkapan daripada kajian James di dalam bukunya yang berjudul The Decline and Fall of the Roman Empire. menurut buku ini, nama Maharaja yang telah menyiksa tujuh pengnut Kristian yang masih muda hingga menyebabkan mereka lari menyembunyikan diri adalah Decius. Decius telah memerintah Empayar Rom antara 249-251 TM. Tempoh ini diingati sebagai tempoh penyiksaan ke atas pengikut pengikut Nabi Isa. Menurut mufassirin Islam,wilayah tempat kejadian ini adalah sama ada " Aphesus" atau Aphesos". Menurut Gibbon, nama tempat ini ialah Ephesus. Ia terletak di bahagian pantai barat Anatolia, sebuah kota yang memiliki pelabuhan dan bandar bandar terbesar didalam Empayar Rom. Pada hari ini kesan kesan peninggalan bandar ini dikenali sebagai " Kota Antik Ephesus"

Menurut para penyelidik Islam, Maharaja yang memerintah pada waktu Ashabul Kahfi dibangunkan ialah Tezusius,tetapi Gibbon berpendapat Mahajara tersebut ialah Theodosius II. Walau bagaimanapun,maharaja tersebut memerintah antara 408-450 TM,selepas Empayar Rom menganut agama kristian.

Sesetengah Mufassirin berpendapat pintu gua tempat bersembunyi Ashabul Kahfi mengadap ke arah utara dan sebab itulah cahaya matahari tidak dapat memasukinya. Inilah yang menyebabkan orang ramai yang lalu lalang di hadapan gua tersebut tidak perasan apa yang terdapat didalamnya. Ayat ayat Quraan itu menerangkan pekara yang berikut.

Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit cenderung ke kanan dari gua mereka; dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri,sedang mereka berada di satu lapangan gua itu. Yang demikian ialah tanda tanda(yang membuktikan kekuasaan) Allah. sesiapa yang diberi hidayah pertunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali kali akan beroleh sebarang penolong yang dapa menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya (Surah Al Kahfi:17)

Seorang ahli arkeologi benama Dr.Musa Baran juga mempercayai Ephesus adalah tempat tinggal Ashabul Kahfi seperti yang dinyatakan beliau didalam bukunya yang berjudul Ephesus. Beliau menambah:

Pada tahun 250 TM,terdapat tujuhorang pemuda yang tinggal di Ephesus telah memeluk agama kristian dan meninggalkan kepercayaan berhala. ketika mencari jalan untuk melepaskan diri mereka, pemuda pemuda ini telah menjumpai sebuah gua di cerun timur Gunung Pion. Tentera tentera Rom menemuinya dan membina pagar di lalua ke gua tersebut.

Pada hari, memang diketahu umum bahawa banyak binaan keagamaan telah didirikan diatas kesa kesan binaan dan kubur kubur lama disiti. Penggalian yang dijalankan oleh pihak Institut Arkeologi Austria telah menemukan kesan kesan bangunan yang dbina untuk Ashbabul Kahfi pada pertengahan abad ketujuh (ketika pemerintahan Theodosius II) dicerun timur Gunung Pion.


Di Tarsus


Tempat kedua yang dikatakan adalah tempat tinggal Ashabul Kahfi ialah di Tarsus. memang terdapat sebuah gua yang mirip dengan apa yang diterangkan di dalam Quraan yang terletak di sebuah gunung dibarat laut Tarsus yang dikenali sama ada sebagai Encilus atau Bencilus

Ada yang mengatakan bahawa Tarsus adalah lokasi yang sebenar datangnya dari para cendiakawan Islam. Salah seorang Mufassirin Quraan yang terkenal bernama At Tabari secara khususnya telah menamakan gunung yang terdapatnya gua tersebut sebagai " Bencilius" di dalam kitabnya yang bernama Tarikh al Umam. menurut beliau lagi, gunung tersebut terletak di Tarsus.

Seorang lagi Mufassirin Quraan yang terkenal bernama Muhammad Emin telah menyatakan bahawa gunung tersebut ialah Pencilius yang terletak di Tarsus.
Nama Pencilius kadang kala boleh disebut sebagai Encilius. menurut beliau, perbezaan pada kedua dua perkataan ini adalah disebabkan perbezaan sebutan huruf "B" atau kehilangan satu huruf daripada perkataan asal akibat proses " perkikisan perkataan silam"

Fakhruddin ar Razi, seorang cendiakawan Islam telah menerangkan didalam usaha bahawa " walaupun tempat ini dikenali sebagai Ephesus,namun niat asalnya ialah untuk disebut sebagai Tarsus kerana Ephesus adalah nama lain bagi Tarsus"

Tambahan pula, didalam tafsir tafsir Qadi Al Baidawi dan An Nasafi, Al Jalalayn dan At Tibyan,Elmali, dan O. Nasuhi Bilmen dan cendiakawan cendiakawan yang lain, tempat itu memang disebut secara khususnya sebagai " Tarsus". selain itu, kesemua mufassirin ini menerangkan perkataan ayat ke 17, "matahari ketika terbit,cenderung ke kanan dari gua mereka; apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri",
dengan mengatakan bahawa mulut gua itu mengadap ke arah utara.

Kisah Ashabul Kahfi juga telah memenangi hati pemerintah Empayar Othmaniah dan beberapa kajian telah dijalankan mengenainya. Terdapat surat menyurat dan pertukaran maklumat mengenainya yang tersimpan di Arkib jabatan Perdana Menteri Othmaniah. sebagai contoh terdapat sepucuk surat yang dikirimkan kepada Perbendaharaan Agong Negara Othmaniah oleh penguasa tempatan di Tarsus, memohon secara resmi pemberian gaji kepada mereka yang terlibat membersihkan dan menguruskan gua Ashabul Kahfi. Sebagai jawapan,mereka dikehendaki mengesahkan kesahihan gua tersebut adalah gua Ashabul Kahfi.Penyelidikan yang dijalankan bagi tujuan ini adalah sangat penting dalam menentukan lokasi sebenar gua tersebut.

Di utara Tarsus didalam wilayah Adana terdapat sebuah gua diatas gunug yang jaraknya adalah dua jam daripada Tarsus,dan mulut gua tersebut mengadap ke utara seperti yang disebut dalam Al Quraan.

Pendebatan mengenai siapa sebenarnya Ashabul Kahfi, dimana mereka tinggal, bila mereka hidup, telah menggesaa pihak berkuasa menjalankan penyelidikkan dan pelbagai ulasan telah dibuat mengenainya. namun tida satu pun dari ulasan ulasan itu boleh dianggap jitu. oleh persoalan seperti: bilakah pemuda pemuda ini hidup dan dimanakah gua yang sebenar hanya ALLAH yang mengetahui jawapannya dan persoalan tersebut akan bekekalan tanpa jawapan yang substantif..

Wallahu 'alam

Saturday, January 8, 2011

Ashabul Kahfi

Adakah engkau menyangka ( Wahai Muhammad ), bahawa kisah " Ashabul Kahfi " dan " Ar Raqiim" itu sahaja yang menakjubkan diantara tanda tanda yang membuktikan kekuasaan kami ?

Surah Al Kahfi : 9

Begitula firman Allah SWT dalam surah kelapan belas dinamakan " Al Kahfi" yang membawa maksud "gua" menceritakan bagaimana sekumpulan pemuda yang mencari perlindungan di dalam sebuah gua daripada pemerintah yang menafikan Allah SWT dan bersikap zalim terhadap orang orang yang beriman. Ayat ayat yang menerangkan kisah ini adalah yang berikut

Adakah engkau menyangka ( Wahai Muhammad ), bahawa kisah " Ashabul Kahfi " dan " Ar Raqiim" itu sahaja yang menakjubkan diantara tanda tanda yang membuktikan kekuasaan kami ?

( ingatkanlah peristiwa ) tatkala rombongan orang orang muda pergi ke gua, lalu mereka berdoa : Wahai Tuhan kami! kurniakanlah kami rahmat disisiMu,dan berikanlah kemudahan kemudahan serta pimpinan kepada kami untuk keselamatan agama kami"
Lalu kami tidurkan mereka dengan nyenyaknya dalam gua itu,bertahun,yang banyak bilangannya.

kemudian kami bangkitkan mereka (dari tidurnya) untuk kami menguji:siapakah dari dua golongan di antara mereka yang lebih tepat kiraanya,tentang lamanya mereka hidup (dalam gua itu)

Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar sesungguhnya mereka itu orang orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahi mereka dengan hidayah pertunjuk

Dan kami kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan keberanian) semasa mereka bangun(menegaskan tauhid) lalu berkata : " Tuhan kami ialah Tuhan yang mencipta dan mentadbirkan langit dan bumi;kami tidak sekali kali akan menyembah Tuhan yang lain daripadanya; jika kami menyembah yang lainnya bermakna kami memperkatakan dan mengakui sesuatu yang jauh dari kebenaran

(Mereka berkata pula sesama sendiri): " kaum kita itu, menyembah beberapa tuhan yang lain selain dari Allah; sepatutnya mereka mengemukakan keterangan yang nyata yang membuktikan ketuhanan makhluk makhluk yang mereka sembah itu?(tetapi mereka tidak dapt membuat demikian) maka tidak ada yang lebih zalim dari orang orang yang berdusta terhadap Allah.

"Dan oleh kerana kamu telah mengasingkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembuh yang lain dari Allah,maka pergilah kamu berlindung di gua itu,supaya Tuhan kamu melimpahkan dari rahmatNya kepada kamu,dan menyediakan kemudahan kemudahan untuk (menjayakan) urusan kamu dengan memberikan bantuan yang berguna"

Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit,cenderung ke kanan dari gua mereka; dan apanila ia terbenam,meninggalkan mereka ke arah kiri,sedang mereka berada dalam satu lapangan gua itu. Yang demikian ialah dari tanda tanda (yang membuktikan kekuasaan) Allah. sesiapa yang diberi hidayah pertunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali kali akn beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan ( jalan yang benar ) kepadanya.

Dan engkau sangka mereka sedar, padahal mereka tidur; dan kami balik balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri; sedang anjing mereka menghulurkan dua kaki depannya dekat pintu gua; jika engkau melihat mereka,tentulah engkau akan berpaling melarikan diri dari mereka,dan tentulah engkau akan berasa sepenuh penuh gerun takut kepada mereka.

Dan demikianlah pula Kami bangkitkan mereka( dari tidurnya) supaya mereka bertanya tanya sesama sendiri. Salah seorang di antaranya bertanya: " Berapa lama kamu tidur?"(sebahagian dari) mereka menjawab: " kita telah tidur selama sehari atau sebahagian dari sehari" ( sebahagian lagi dari) mereka berkata "Tuhan kamu lebih mengetahui tentang lamanya kamu tidur; sekarang utuslah salah seorang dari kamu,membawa wang perak kamu ini kebandar; kemudian biarlah dia mencari dan memilih mana mana jenis makanan yang lebih baik lagi halal(yang dijual di situ); kemudian hendaklah ia membawauntuk kamu sedikit habuan padanya;dan hendaklah ia berlemah lembut dengan bersungguh sungguh( semasa dibandar); dan janganlah dia melakukan sesuatu yang menyebabkan sesiapapun menyedari akan hal kamu.

Sesungguhnya, kalaulah mereka mengetahui hal kamu,tentulah mereka akan merejam dan membunuh kamu,atau mereka akan mengembalikan kamu kepada agama mereka ( secara paksa ); dan jika berlaku demikian,kamu tidak sekali kali akan berjaya selama lamanya."
Dan demikianlah Kami dedahkan hal mereka kepada orang ramai supaya orang orang itu mengetahui bahawa janji Allah menghidupkan semula orang mati adalah benar,dan bahawa kiamat itu tidak ada sebarang syak padanya; pendedahan itu berlaku semasa orang orang itu berbantahan sesama sendiri mengenai perkara hidupnya semula orang mati. Setelah itu maka ( sebahagian dari ) mereka berkata: " dirikanlah sebuah bangunan disisi gua mereka,Allah jualah yang mengetahui akan hal ehwal mereka." orang orang yang berkuasa atas urusan mereka (pihak raja) pula berkata: " sebenarnya kami hendak membina sebuah masjid di sisi gua mereka"

(Sebahagian dari) mereka berkata " Bilangan Ashabul Kahfi itu tiga orang,yang keempatnya ialah anjing mereka"; dan setengahnya pula berkata " bilangan mereka lima orang,yang keenamnya ialah anjing mereka', secara meraba raba dalam gelap akan sesuatu yang tidak diketahui;dan setengahnya yang lain berkata: ( Bilangan mereka tujuh orang yang kelapannya ialah anjing mereka", katakanlah (wahai Muhammad): " Tuhanku lebih mengetahui akan bilangan mereka,tiada yang mengetahui bilangan melainkan sedikit", Oleh itu janganlah engkau berbahas dengan sesiapapun mengenai mereka melainkan dengan bahasan (secara sederhana) yang nyata (keterangan di dalam Al Quraan),dan janganlah engkau meminta penjelasan mengenai hal mereka kepada seseorang pun dari gologan(yang membincangkannya)

Dan janganlah engkau berkata mengenai sesuatu (yang hendak dikerjakan): " bahawa aku akan lakukan yang demikian itu, kemudian nanti"
Melainkan (hendaklah disertakan dengan berkata) : " Insya Allah " dan ingatkal serta sebutlah akan Tuhanmu jika engkau lupa; dan katakanlah : "Mudah mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan pertunjuk yang lebih dekat dan lebih terang dari ini"
Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereke: tiga ratus tahun (dengan kiraan Ali kitab), dan sembilan lagi (dengan kiraan kamu)

Katakanlah (Wahai Muhammad): "Allah jua yang mengetahui tentang masa mereka tidur;bagiNyalah tertentu ilmu pengetahuan segala rahsia langit dan bumi; terang sungguh penglihatanNya dan jelas sungguh pendengaranNya (terhadap segala galanya)! Tidak ada bagi penduduk langit dan bumi pengurus selain daripadaNya) dan Ia tidak menjadikan sesiapapun masuk campur dalam hukumNya "

( Surah Al Kahfi : 9-26 )

Menurut kepercayaan yang lumrah, Ashabul kahfi yang dikagumi oleh kedua dua sumber Islam dan Kristian, telah berdepan dengan kezaliaman Maharaja Rom bernama Decius. Walaupun mereka sentiasa ditekan oleh ketidak adilan Decius, pemuda pemuda ini tetap mengingatkan kaum mereka agar tidak meninggalkan kepercayaan kepada agama Allah. Akibat daripada sikap kaum mereka yang berbelah bahagi kepada seruan mereka, peningkatan tekanan yang diteriima dari pihak Maharaja dan setelah nyawa mereka terancam, pemuda pemuda tersebut telah meninggalkan kediaman masing masing.

Dokumen dokumen sejarah telah membuktikan betapa kejamnya dasar Maharaja maharaja terhadap golongan yang menegakkan kepercayaan awal kristian dalam bentuknya tulen dan suci

Di dalam suratnya kepada Maharaja Trayanus, Gabenor Rom yang bernama Pilinius (69-113 TM) yang pada masa itu berada di barat laut Anatolia telah memberitahu bahawa " pengikut pengikut Nabi Isa a.s (golongan kristian) telah dihukum kerana mereka enggan menyembah maharaja." Surat ini menjadi dokumen penting yang menerangkan bagaimana orang orang kristian diperingkat awal telah ditekan dengan hebatnya. Di dalam suasana itulah,para pemuda tersebut yang dipaksa mematuhi sistem tanpa agama dan menyembah maharaja seperti tuhan selain dari Allah, telah menolaknya dengan berkata

"Tuhan kami ialah Tuhan yang menciptakan dan mentadbir langit dan bumi;kami tidak sekali kali menyembah Tuhan yang dripadaNya; jika kami menyembah yang lainNya bermakna kami memperkatakan dan mengakui sesuatu yang jauh dari kebenaran."
(mereka berkata sesama sendiri):" Kaum kita itu, menyembah beberapa tuhan yang lain dari Allah; sepatutnya mereka mengemukakan keterangan yang nyata yang membuktikan ketuhanan makhluk makhluk yang mereka sembah itu?( Tetapi mereka tidak dapat berbuat demikian): Maka tidak ada yang lebih zalim dari orang orang yang berdusta terhadap Allah ( Surah Al Kahfi 14-15 )

Terdapat pelbagai pandangan mengenai tempat tinggal sebenar Ashabul Kahfi. kemungkinan yang paling sahih ialah Ephesus Dan Tarsus, hampir semua sumber pihak Kristian menunjukkan lokasi gua ke Epesus sebagai tempat dimana pemuda pemuda ini mendapat perlindungan. Sebahagian penyelidik Islam dan mufassirin Quraan bersetuju dengan pandangan pihak Kristian mengenai Ephesus. Sebahagian yang lain mempunyai hujah hujah yang membuktikan bahawa lokasi gua tersebut bukannya di Ephesus tetapi di Tarsus. kedua dua tempat dihuraikan. namun kesemua penyelidik dan mufassirin termasuk orang orang kristian bersetuju bahawa keadaan itu berlaku semasa pemerintahan Maharaja Rom bernama Decius( yang dikenali sebagai Decianus) di sekitar 250 TM

Decius dan Nero dikenali umum sebagai Maharaja Rom yang paling ganas sekali terhadap orang orang kristian. Semasa pemerintahannya pendek, Decius telah meluluskan undang undang mewajibkan semua orang dibawah pemerintahannya agar melakukan upacara korban kepada tuhan tuhan Rom. Semua diwajibkan melakukan upacara ini dan mendapatkan sijil selepasnya. Sijil itu pula mestilah ditunjukkan kepada pegawai pegawai kerajaan . Mereka yang enggan akan dijatuhkan hukuman mati. Menurut rekod rekod kristian, ramai di kalangan orang orang Kristian telah enggan melakukan penyembahan ke atas berhala berhala dan meninggalkan kampung halamana dan berkelana " dari satu tempat ke satu tempat yang lain". atau menyorok di tempat tempat rahsia. Ashabul Kahfi kemungkinan besar adalah kumpulan awal kristian tersebut.

Walau bagaimanapun,perlu digariskan disini bahawa kisah ini telah diturunkan dalam bentuk bercerita oleh sebahagian ahli ahli sejarah Islam dan Kristian. Lama kelamaan ia menjadi satu lagenda apabila unsur unsur yang tidak benar ditokok tambah kepada kisah yang asal. Namun kisah ini adalah satu fakta sejarah..